Kenalan, Teman,
dan Sahabat
Bagi
gw selalu ada 3 tipe interaksi sosial. Pertama adalah kenalan, kedua adalah
teman, dan yang terkahir adalah Sahabat. Maksudnya? Gw selalu merasa ada
pembagian hal tersebut, karena bagi gw untuk menjadi seorang teman atau sahabat
itu ga gampang, teman dan sahabat mempunyai karakteristik-nya sendiri-sendiri,
beda dengan kenalan. Kenalan adalah tahap paling awal pada sebuah proses
sosial.
- · Kenalan.
Tahap ini adalah tahap
awal, berarti setiap pertemanan dan persahabatan pasti diawali dengan kenalan.
Kita bisa menjadi kenalan siapaun, tetapi kita tidak bisa menjadi teman bahkan
sahabat siapapun. Kenalan disini bisa berarti proses terjadinya perkenalan, dan
bisa juga karakteristik pertemanan. Kenalan biasanya hanya untuk mengetahui
nama masing-masing dengan disertai proses dan simbol (biasanya dengan berjabat
tangan). Biasanya juga interaksi sosial diantaranya tidak terlalu intens atau
berkelanjutan, makanya tidak terlalu dekat hubungan diantaranya.
- · Teman.
Pertemanan terjadi
karena ada interaksi sosial yang berkelanjutan. Tahap ini adalah tahap yang
lebih tinggi dibandingkan kenalan. Pada tahap ini, biasanya dua individu sering
melakukan proses sosial. Bertemu, berbincang, tetapi tidak terlalu dekat.
Mereka hanya membicarakan sesuatu yang tidak terlalu pribadi. Mungkin hanya
membicarakan perkuliahan ataupun masalah kerjaan. Untuk jalan bareng atau
sekedar menghabiskan waktu bersama sepertinya akan sedikit sulit. Pada tahap
ini juga seseorang mulai melihat apakah satu sama lain mendapatkan kecocokan
dalam beromunikasi atau tidak, apakah satu sama lain merasa nyaman? Nah ini
adalah tahap dimana seseorang mulai menentukan apakah seseorang itu berhak
untuk menjadi sahabatnya ataukah berhenti pada tahap ini.
- · Sahabat.
Level tertinggi pada
proses sosial. Pada tahap ini seseorang bisa meluapkan apa yang dia rasakan dan
pikirkan pada sahabatnya tanpa ada rasa sungkan. Sahabat biasanya mengerti satu
sama lain. Bagaimana itu bisa terjadi? Jawabannya gampang aja, kalau bagi gw,
persahabatan itu bisa terbentuk karena interaksi diantaranya sangat intens,
nyaman dalam komunikasi, dan biasanya pada tahap ini, seseorang bisa
menceritakan apapun bahkan masalah pribadinya. Intinya Sahabat itu tidak selalu
memiliki frekuensi pertemuan, tp biasanya diikuti frekuensi komunikasi dan
ikatan emosional yg sangat dekat.
Beberapa orang biasanya
menampilkan istilah keluarga ke 2 untuk tingkatan yang paling tinggi. Pada
level ini sahabat layaknya keluarga mereka sendiri sangking deketnya, itu
sah-sah saja tapi bagi gw ga ada yang namanya keluarga kedua, bagi gw keluarga
tetep cuma satu yaitu keluarga inti gw.
Seringkali mereka
membatasi atau bahkan membuyarkan tipe-tipe tersebut. Bagi mereka yang
membuyarkan tipe-tipe tersebut, karena memang biasanya mempunyai sifat yang
terbuka dan cuek dengan semua itu, bagi mereka tipe-tipe itu sama sekali tidak
berarti. Mungkin mereka punya logo “Siapapun itu yang penting mereka bisa bikin
gw happy!”. Sedangkan bagi mereka yang membatasi dan membagi proses sosial
tersebut menjadi 3 tipe atau bahkan 4 tipe, mereka biasanya pernah mengalami
kekecewaan pada pertemanan tersebut. Pada mereka yang membatasi, mungkin mereka
takut untuk merasakan kekecewaan atau mungkin juga konsep mereka tentang teman
terlalu tinggi dan terlalu bagus dan mereka lupa bahwa manusia itu tidak
sempurna. Bagi orang yang membatasi, untuk menjadikan seseorang sahabat itu
sangat sulit, karena mereka banyak konsep tentang sahabat, bahwa sahabat itu
harus seperti ini dan itu, hingga ga ada yang pernah dianggapnya sebagai
sahabat karena ga lolos tahap kriteria :p
“Siapapun itu yang
penting mereka bisa bikin gw happy!”. Logo ini juga sedikit kasar sebenernya,
karena kalau dipikir-pikir banyak juga orang yang ada pada saat seseorang
sedang bahagia, tapi mereka hilang pada saat seseorang itu sedang terpuruk.
Inilah awal dari kekecewaan seseorang yang mempunyai karakteristik membatasi
proses sosial. Emang sakit sih kalau hal itu terjadi, tapi itulah hidup dan
faktanya adalah manusia tetaplah manusia, tidak pernah luput dari kesalahan,
karena manusia itu tidak sempurna dan ga akan pernah ada orang yang benar-benar
akan sepaham dalam segala hal dengan kita.
Persahabatan bukan
berarti tanpa konflik, tapi ketika konflik itu terselesaikan apakah kita bisa
mengerti satu sama lain atau kita malah meninggalkan? Intinya adalah persahabatan itu terjadi dimana kita bisa menerima
kekurangan orang lain, kita bisa mendengar bukan hanya mau didengar, dan
persahabatan itu terjadi karena dia bukan siapa dia.